Rabu, 24 Agustus 2011

Waktu (Khalil Gibran)


Dan jika engkau bertanya, bagaimanakah tentang Waktu?….
Kau ingin mengukur waktu yang tanpa ukuran dan tak terukur.
Engkau akan menyesuaikan tingkah lakumu dan bahkan mengarahkan perjalanan jiwamu menurut jam dan musim.
Suatu ketika kau ingin membuat sebatang sungai, diatas bantarannya kau akan duduk dan menyaksikan alirannya.
Namun keabadian di dalam dirimu adalah kesadaran akan kehidupan nan abadi,
Dan mengetahui bahwa kemarin hanyalah kenangan hari ini dan esok hari adalah harapan.
Dan bahwa yang bernyanyi dan merenung dari dalam jiwa, senantiasa menghuni ruang semesta yang menaburkan bintang di angkasa.
Setiap di antara kalian yang tidak merasa bahwa daya mencintainya tiada batasnya?
Dan siapa pula yang tidak merasa bahwa cinta sejati, walau tiada batas, tercakup di dalam inti dirinya, dan tiada bergerak dari pikiran cinta ke pikiran cinta, pun bukan dari tindakan kasih ke tindakan kasih yang lain?
Dan bukanlah sang waktu sebagaimana cinta, tiada terbagi dan tiada kenal ruang?Tapi jika di dalam pikiranmu haru mengukur waktu ke dalam musim, biarkanlah tiap musim merangkum semua musim yang lain,Dan biarkanlah hari ini memeluk masa silam dengan kenangan dan masa depan dengan kerinduan.
(Waktu by Khalil Gibran)

Selasa, 12 April 2011

Fenomena Noorman


Mendadak, profil seorang Noorman Kamaru berubah total dari seorang Briptu Polisi menjadi seorang selebritas. Tawaran wawancara, talkshow, manggung, nyanyi mengalir membanjir. Video unggahannya di youtube muncul mulai dari pagi hingga tengah malam. Noorman meraih simpati tidak hanya dari ibu-ibu rumah tangga, dari anak kecil hingga opa-oma, dari tukang becak hingga artis bahkan pejabat jelas-jelas nampak terhibur, tertawa terpingkal gara-gara lypsinc dan gayanya : caila Caiya-Caiya ala Sharukh Khan ...
Kini, profilnya bukan lagi sekedar selebritas, tapi juga jadi komoditas.
Semua stasiun teve jadi tak nyaman kalau tidak menayangkan Noorman. Bahkan artis-artis tenar nampak tersipu-sipu karena harus berkomentar jujur : Noorman ternyata jauh lebih cepat tenar ketimbang dulu langkah juang mereka menuju dunia artis. Pejabat-pejabat di kepolisian yang biasanya nampak dingin, kini ibaratnya manajernya Noorman.
Dansat Brimob Polda Gorontalo yang membawa Noorman ke Jakarta, hingga hari ini juga belum pulang ke Gorontalo karena masih "mendampingi" Noorman pelesir ke Jakarta.
Ujung-ujungnya, setelah semua sudah tersihir, giliran Dewa Uang menjalankan perannya. Menghitung untung rugi, memanfaatkan momen ketenaran Noorman dan pasar yang sedang tersihir. Bagi-bagi hasil, bagi-bagi untung ... Ah peduli amat. Maju terus Briptu Noorman. Mumpung bisa kumpul-kumpul rejeki, raih sebanyak-banyaknya dan buatlah jadi bermanfaat. Bravo !!

Rabu, 23 Maret 2011

Cintaku Sumba

Sumba …

Tiga hari tak cukup buat menjelajahi luas sabana sumba …
Tapi sudah lebih dari cukup menimba restu dari tanah leluhur …
Merengkuh benza dari jiwa-jiwa suci …
Jabat tangan dan peluk cium sanak saudra dari satu haribaan
Bakal menjadi bekal menapaki hari-hari lanjut dari kanvas kehidupan …